"Seandainya mama dan Ica diambil sama Allah, Ola marah gak?", tanyaku pada malaikat kecil yang merupakan keponakanku itu.
"Ngga, ngga marah. Allah mau juga ya dengan
baby-baby?", Ola balik bertanya. Aku tersenyum mendengar pertanyaan polos yang keluar dari bibir mungil Ola sambil merapikan rambutnya .
"Ya, karena Allah sayang sama mama dan Ica."
"Kalo Ola pengen ketemu mama dan Ica, gimana caranya?"
"Kalo Ola mau ketemu mama dan Ica , Ola harus shalat. Berdoa sama Allah, minta supaya bisa ketemu mama dan Ica", jawabku sekenanya. Ola, yang berusia 6 tahun, harus kehilangan mama dan adiknya yang baru berumur 6 bulan akibat tsunami yang terjadi di Aceh. Pihak keluarga telah mengupayakan pencarian jenazah, namun tidak ditemukan. Hanya bisa pasrah dan tawakkal menerima ketentuan Allah ini.
"Disana, mama dan Ica dapat makan juga?"
"Ya, disana banyak disediakan Allah berbagai makanan. Mama dan Ica bisa makan sepuasnya. Ola juga gak boleh malas makan, supaya mama disana bahagia."
***
Sebenarnya aku sendiri bingung, bagaimana menjelaskan kepada Ola tentang mama dan adiknya. Aku tidak ingin melihat Ola sedih, tapi Ola harus mengetahui kenyataan ini. Aku juga tidak ingin dia mendapatkan berita ini dari orang lain.
Saat ini aku yang menjaga dan mengasuh Ola, mencoba menjadi 'mama' buat Ola, memasak dan menyediakan makanannya, mendengarkan segala keluh-kesahnya saat pulang sekolah, cerita tentang teman bermainnya dan lain-lain. Yah, hitung-hitung belajar menjadi seorang ibu. Setidaknya aku sedikit telah merasakan peran seorang ibu. Aku yakin, ini belum apa-apa.
Ketika suatu kali aku pernah memperhatikan dia shalat, dia begitu khusyu'dengan bacaan-bacaan shalatnya, sampai-sampai dia sesenggukan. Aku lihat matanya basah. Padahal aku tau, Ola belum banyak hafal bacaan-bacaan shalat, apalagi memaknainya. Shalatnya juga masih banyak bolongnya. Maklumlah, anak kecil. Tapi aku selalu berusaha membiasakan Ola untuk shalat, mengenalkan bacaan-bacaan shalat dan gerakan-gerakannya. Setelah selesai shalat, aku menanyakan bacaan apa yang dibacanya. Ternyata dalam shalatnya, bacaan-bacaan yang dilafalkannya adalah ungkapan-ungkapan hatinya, keinginannya bertemu dengan mama dan Ica, yang ia pintakan ke Allah.
Ya, Ola selalu berharap suatu saat bertemu dengan mama dan adik yang sangat disayanginya itu. Hari-harinya dihabiskan dengan bermain bersama boneka dan teman-teman sekolahnya. Ceria, layaknya anak-anak yang lain. Seolah tidak ada kesedihan yang menimpa dirinya.